Kejadian 22:2
Dapat dipahami betapa kagetnya ketika Tuhan meminta Abraham untuk mempersembahkan Ishak, yaitu keturunan satu-satunya, sebagai korban. Perasaan yang campur aduk seperti takut, gelisah, kuatir, marah, kecewa dan lainnya, pasti memenuhi hati Abraham.
Tetapi kita tidak melihat Abraham menunjukkan hal itu. Karakter hamba telah terbentuk dalam dirinya. Dan
itu dibuktikannya melalui sikap dan tindakannya.*courtesy of PelitaHidup.com
Banyak hal yang kita alami dalam kehidupan kita merupakan proses yang Tuhan ijinkan terjadi agar setiap janji-janji Tuhan dapat digenapi dalam hidup kita.
Banyak hal yang kita alami dalam kehidupan kita merupakan proses yang Tuhan ijinkan terjadi agar setiap janji-janji Tuhan dapat digenapi dalam hidup kita.
.
Mari kita belajar dari Abraham
beberapa poin penting yang dia lakukan sehingga dia berani mengorbankan Ishak
yang pada saat itu merupakan harta yang paling berharga bagi dirinya:
1.
Taat
(Kejadian 22:3)
of PelitaHidup.com
Ketaatan sangat penting kita lakukan. Banyak hal yang Tuhan inginkan agar kita lepaskan karena hal-hal tersebut dapat mengalihkan pandangan kita kepada Tuhan.
Ketaatan sangat penting kita lakukan. Banyak hal yang Tuhan inginkan agar kita lepaskan karena hal-hal tersebut dapat mengalihkan pandangan kita kepada Tuhan.
Segala kenikmatan, kesenangan, hobi,
pekerjaan dan apapun yang kita anggap berharga, bukan merupakan hal utama dalam
hidup kita. Tuhan tidak melarang kita untuk dapat menikmati semuanya itu.
Tetapi Tuhan ingin agar kita rela mengorbankan apa yang kita anggap berharga,
dan mengarahkan pandangan kita kepada Tuhan.
2.
Iman
(Kejadian 22:5)
Di sini kita melihat bahwa Abraham
mengandalkan iman percayanya kepada Tuhan. Apa yang telah dijanjikan Tuhan
bahwa melalui Ishak-lah keturunannya akan menjadi banyak di muka bumi ini,
tetap dipegangnya. Dan Abraham tahu kalau Tuhan telah berfirman, maka Dia
sanggup untuk melaksanakannya dan pasti akan digenapi.
Seberapa banyak janji Tuhan yang telah
kita terima selama kita mengenal Kristus dalam hidup kita? Seberapa banyak kita
tetap beriman bahwa Tuhan pasti akan menggenapinya dalam hidup kita? Tidak
peduli seberapa berat masalah yang kita hadapi, Tuhan tetap memegang kendali
atas hidup kita.
Kita dapat melihat semakin Abraham
melangkah ke tempat pengorbanan, maka waktu untuk membunuh anaknya semakin
dekat. Secara jasmani-pun Abraham tidak melihat jalan keluar baginya. Tetapi
dia tetap beriman bahwa Tuhan pasti akan menolongnya.
3.
Percaya dengan Teguh
(Kejadian 22:8)
Hal ini dapat membuat iman kita
menjadi goyah. Banyak orang yang tidak tahan pada titik ini sehingga menjadi
marah dan kecewa terhadap Tuhan dan terhadap orang-orang di sekelilingnya.
Teman, keluarga, isteri dan anak yang bukan penyebab masalah-pun dapat menjadi
sasaran amarah kita.
Biarlah kita mau belajar dari
Abraham yang tetap teguh percaya kepada Tuhan dan tidak goyah dalam imannya.
Abraham tetap bersikap tenang dan yakin. Abraham tidak menjadi marah atas
kondisi yang dia alami. Abrahampun tidak kecewa kepada Tuhan, karena dia akan
kehilangan hal yang paling berharga.
Tuhan mau agar kita dengan rela
berani melepaskan apa yang kita anggap paling berharga dalam hidup kita.
Mungkin kita berpikir apa jadinya nanti jika tidak ada jalan keluar? Apa yang
akan dikatakan oleh orang lain terhadap kita? Apa yang akan terjadi kepada diri
kita? Apa yang akan terjadi terhadap pekerjaan/bisnis kita? Apa yang akan
terjadi terhadap keluarga, isteri dan anak-anak kita?
Tuhan tetap pegang kendali atas
seluruh aspek kehidupan kita. Jangan takut dan jangan kuatir, karena Tuhan
sedang memproses kehidupan kita sehingga kita dapat memiliki karakter seperti
Kristus.
Relakan hati kita untuk dapat
dibentuk oleh Tuhan. Beranilah untuk mengorbankan apa yang Tuhan minta dari
hidup kita. Kita bahkan tidak akan kehilangan sedikitpun di hadapan Tuhan. Kita
melihat betapa diberkatinya Abraham setelah dia dengan rela dan berani
mempersembahkan hartanya yang paling berharga.
Kejadian 22:16-18
0 comments:
Post a Comment