This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

“Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” Lukas 16:13

ARTIKEL

Yohanes Pembaptis : Pelita Yang Terpasang Dan Bercahaya


Dalam Dia (Yesus) ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia (Yohanes) datang sebagai saksi untuk memberikan kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya." (Yohanes 1:4-7). "Ia adalah pelita yang menyala dan bercahaya." (Yohanes 5:35) Terjemahan lain mengatakan, "Ia menjadi pelita yang menyala dan bercahaya." "Ia merupakan satu pelita yang sudah disulit, yang sudah terpasang dan sekarang bercahaya."

Yohanes Pembaptis merupakan seorang yang mengagumkan dan menjadi teladan bagi setiap orang yang mau melayani Tuhan. Ia mempunyai posisi yang paling unik. Ia adalah nabi terakhir dalam Perjanjian Lama, tetapi juga nabi pemula dalam Perjanjian Baru. Ia mengakhiri seluruh Perjanjian Lama, dan merintis Perjanjian Baru. Melalui Yohaneslah segala yang dinubuatkan nabi-nabi Perjanjian Lama menjadi suatu puncak pernyataan yang jelas tentang Mesias kepada manusia. Melalui Yohanes juga seluruh jaman setelah Kristus dapat melihat bahwa dialah yang memberi petunjuk untuk jaman selanjutnya bahwa Kristus membuka Perjanjian Baru dengan darah yang dicurahkan, "Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia." (Yohanes 1:29). Ucapan ini mengakhiri nubuat dan ucapan para nabi mengenai Kristus dalam Perjanjian Lama dan membuka satu jalan baru supaya orang-orang dalam Perjanjian Baru dan dalam sejarah melihat bahwa Yesus adalah sungguh Domba yang disembelih, seperti yang dilambangkan pada hari Paskah dalam Perjanjian Lama.

Siapakah Yohanes? Ia bersaksi bagi Terang tetapi mengaku bahwa ia bukan Terang itu. Siapakah Yohanes? Ia bersaksi bagi Kebenaran dan ia mengetahui bahwa ia bukan Kebenaran itu sendiri melainkan Kristus. Siapakah Yohanes? Ia bersaksi bagi Mesias tetapi ia mengakui bahwa ia bukan Mesias. Ia hanya seorang yang merintis jalan bagi kedatangan Sang Mesias. Yohanes begitu mengenal keberadaannya sendiri. Ia yang agung, besar, dipenuhi Roh Kudus, tetapi juga begitu rendah hati. Orang yang agung tidak angkuh. Orang yang angkuh selalu tidak agung. Semakin besar jiwa seseorang, semakin tinggi rohaninya, yang selalu merasa kurang dan tidak cukup secara paradoks. Orang yang merasa diri cukup adalah orang yang kurang rohani dan kurang agung. Yohanes adalah orang yang begitu rendah hati sampai ia pernah mengatakan satu kalimat, yang boleh disebut sebagai pepatah emas yang harus diukir dengan pena mas dan tinta mas, "Membuka tali kasutNya (Mesias) pun aku tidak layak." (Yohanes 1:27). Seorang pelayan yang mengambil kemuliaan tuannya adalah pelayan yang kurang ajar. Ketika ada hamba Tuhan atau pemimpin gereja yang mengambil alih kuasa Allah dari takhtaNya dengan menganggap diri setara dengan Allah, menerima hormat manusia mengganti Allah, di sanalah mulai kegagalan dalam pelayanan.

Pada jaman itu dianggap ada dua orang besar yaitu Yohanes dan Yesus. Yohanes tidak berkhotbah di mimbar terkenal atau di gedung besar di Yerusalem. Ia berkhotbah dan menegakkan mimbar yang ada di padang belantara. Ia tidak tahu siapa yang akan datang tetapi ia tahu bahwa ia mempunyai firman yang harus disampaikan dan Roh Kudus memenuhinya. Sehingga padang belantara menjadi terlalu ramai karena ribuan orang datang. Ia tidak perlu merebut suatu kemuliaan tetapi tahu bagaimana bersaksi dan memberitakan firman Tuhan. Di tempat Roh Kudus turun, di sana tanah yang kering dan gersang menjadi sawah yang subur. Allah yang sejati adalah Allah yang membuka jalan di tengah laut. Allah yang menyediakan satu jalan lapang di tengah padang belantara. Allah yang mematahkan segala rantai dan belenggu, halangan pintu besi maupun tembaga. Yohanes Pembaptis disebut sebagai saksi yang diutus oleh Allah (The Witness send by God). Seorang yang bersaksi, berarti kesaksiannya dan saksi itu sendiri merupakan utusan Allah. Seorang yang diutus Tuhan untuk memberitakan kebenaran. Dari mulut Yesus Kristus sendiri keluar satu kalimat indah tentang Yohanes bahwa ia adalah pelita yang terpasang dan bercahaya.

Saat manusia memandang Yohanes dan Yesus sama besar, Yesus tahu siapa diriNya dan siapa Yohanes. Yohanes pun tahu siapa Yesus dan siapa dia. Orang luar hanya melihat secara lahiriah tetapi kedua orang ini melihat ke dalam jiwa mereka. Yohanes Pembaptis mengatakan bahwa apa yang mereka nilai itu salah, ia terlalu kecil dan Yesus terlalu besar. Yohanes adalah pelita yang terpasang dan bercahaya, yang menyinarkan untuk seketika akan Terang itu. Tetapi Yesus adalah Terang yang sesungguhnya. Jika Yesus adalah matahari maka Yohaneslah bulan yang memantulkan cahaya matahari itu. Setiap kali kita melihat cahaya asli dari Kristus, kita harus ingat yang memantulkan itu hanya sekejab mata, sebagai pelita yang hanya memberikan sedikit kesaksian untuk sekejab waktu saja. Kembali kepada Kristus itu menjadi hal yang penting. Siapakah Billy Graham, Luis Palau, Stephen Tong? Hanya seorang saksi saja. Kita tidak menjadi pengikut manusia tetapi pengikut Kristus. Agustinus memberikan satu kalimat yang menjadi contoh bagi setiap hamba Tuhan dalam sejarah, "Jikalau engkau menemukan tulisan atau khotbah saya sesuai dengan Alkitab, buanglah saya kembali sesuai dengan Firman." Itulah keagungan sejati seorang hamba Tuhan, yang jujur melayani Tuhan.

Yohanes Pembaptis menjadi pelita yang terpasang dan bercahaya bukan melalui mulutnya sendiri. Sebutan yang indah ini keluar dari mulut Yesus bahwa ia adalah pelita yang terpasang dan bercahaya. Di sini terlihat tiga macam pelayanan
  1. Sudah menjadi pelita
  2. Mau terpasang
  3. Mau terus bercahaya. Ada orang yang sudah menjadi pelita tetapi tidak mau terpasang.
Ada orang yang sudah terpasang tetapi tidak mau bercahaya terus. Pelita itu merupakan suatu wadah. Dipasang itu merupakan suatu tindakan untuk memulai pelayanan. Bercahaya adalah satu konsistensi dari kesaksian yang terus berjalan. Pelita seperti bola lampu, lalu pasang itu seperti listrik atau minyak atau api yang sudah dinyalakan dan bercahaya berarti segala hambatan sudah disingkirkan sehingga terang itu boleh sampai ke tempat yang lain.
Istilah kesaksian yang dipakai oleh Alkitab bukan terbentuk dari kata kerja melainkan kata benda, "Ye must be the witness of Me, ye are My witnesses. "Kamu adalah saksi-saksiKu." Jadi istilah kesaksian berbeda dengan gerakan Kekristenan dalam jaman ini. Pengertian sekarang, ada orang yang berbicara dan kita mendengar. Kesaksian itu bukan cerita, bukan pengalaman. Kesaksian sebenarnya adalah satu kedudukan menjadi saksi Kristus (the position of the witness of God). Sesudah itu baru saksi itu mengeluarkan kalimat untuk menyatakan kedudukannya, itu arti bersaksi.
Dalam Yohanes 1:6 dikatakan seorang yang dikirim oleh Allah, bersaksi bagi Terang itu. Dalam 5:35 Yesus mengatakan ia adalah pelita yang terpasang berarti setelah ia memiliki kedudukan sebagai saksi, baru ia bersaksi. Alkitab mengatakan Ye are the witnesses of My resurrection, kamu adalah saksi kebangkitanKu. Dalam bersaksi bukan pengalaman kita yang dipentingkan melainkan kebenaran bahwa Kristus yang mati dan bangkit, menjadi satu-satunya pengharapan untuk penginjilan seluruh dunia.

Dulu kamu adalah alat setan, yang memihak kepada iblis dan kegelapan. Sekarang kedudukanmu diubah. Posisimu sekarang adalah saksi Tuhan. Yohanes adalah pelita yang terpasang dan bercahaya. Berarti selain ia sudah mempunyai kedudukan itu, ia mau disulut. Dia mau diberikan satu permulaan yang tidak berasal dari dirinya sendiri. Sebuah kesaksian menuntut kesungguhan dalam hidupmu. Bukan hanya perkataanmu tetapi hidupmu sungguh sesuai dengan kebenaran, baru mulutmu pun menjadi alat kebenaran. Celakalah orang yang mengeluarkan suatu perkataan dengan tidak mempunyai kesungguhan; yang mengeluarkan kalimat yang bukan menjadi kepercayaannya.
Yohanes menjadi saksi yang akhirnya betul-betul mati karena kesungguhannya menjadi pelita. Ia adalah pelita yang terpasang dan bercahaya. Jika pelita disimpan ia tidak perlu mati karena tidak dibakar dan tidak bercahaya. Pelita yang terpasang dan bercahaya akan mati.

Peribahasa Tionghoa mengatakan di tengah kemewahan tidak jatuh dalam perzinahan dan tidak menjual diri; di dalam kemiskinan dan kepicikan tidak berubah hati; di bawah kuasa dan otoritas yang paling besar tidak menaklukkan diri. Inilah mutu watak Kekristenan yang harus kita perjuangkan. Berapa banyak orang yang berkata-kata dengan muluk-muluk, tinggi-tinggi, syair yang indah tetapi pada waktu godaan tiba, langsung berubah arus, waktu miskin langsung kejujuran hilang. Mungkinkah engkau memelihara dirimu di tengah kesulitan, di tengah kepicikan, di tengah kemiskinan namun tetap jujur dan tidak berubah pendirian, bisa tetap berpegang pada prinsip-prinsip kejujuran dan kesucian. Bisakah engkau memelihara diri di tengah kekayaan dan kemewahan dan tidak sembarangan menghancurkan diri, berzinah dan melakukan tindakan yang amoral? Bisakah engkau menahan diri waktu diberi ancaman? Bisakah di bawah otoritas kuasa politik yang besar engkau tidak takluk dan tidak berkompromi? Itulah kesaksian yang menyatakan mutu seseorang.

Ada pepatah yang mengatakan, Kalau jalan tidak jauh, tidak tahu tenaga kuda. Kalau hari tidak panjang tidak diketahui tenaga dan hati manusia. Dalam jangka waktu panjang baru dapat diketahui kondisi hati seseorang. Ketika ujian datang baru diketahui bagaimana kesetiaanmu. Ketika jarak pendek kelihatan semua kuda sama kuat. Tetapi setelah menempuh jarak jauh baru terlihat kekuatan masing-masing. Setelah berpuluh-puluh tahun baru kelihatan kekonsistenan seseorang. Tuhan tidak melihat permulaan. Dalam permulaan terlalu banyak orang yang mengatakan, Saya sungguh bersedia mati bagi Tuhan. Setelah itu konsistensi sangat penting. Tuhan ingin kita mempunyai waktu pelayanan yang konsisten dan sungguh-sungguh. Ketika saya menyerahkan diri menjadi hamba Tuhan saya berkata, "Peliharalah saya sampai mati, kesungguhan, pengabdian, kesetiaan sampai mati. Saya minta Tuhan peliharakan." Bila waktu tidak panjang tidak akan diketahui kesetiaan seseorang. Kalau ujian tidak berat, tidak ketahuan ketahanan seseorang. Bersyukurlah kalau Tuhan mengijinkan kau mengalami ujian berat, menandakan bahwa Ia percaya kepadamu dan akan memakai engkau lebih berat lagi. Jangan melarikan diri dari kesulitan, dari kesulitan, kepicikan, kemiskinan, yang seringkali diartikan senjata- senjata dari setan dan kutukan Allah. Tetapi kadang Tuhan memperbolehkan engkau dikutuk orang lain, diberi penyakit, mengalami bahaya, mengalami kesulitan. Ketika semua ini diijinkan datang, jangan memaki Tuhan.


Pertama, koreksi diri apakah ada dosa yang perlu kau akui di hadapan Tuhan. Purify yourself. Intropeksi diri, bila ada kesalahan bertobat dan Tuhan akan memberkati engkau. Tidak semua sengsara dari setan, tidak semua kegagalan dari iblis. Kadang itu merupakan ujian dari Tuhan. Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa Ujian akan memberikan ketekunan yang luar biasa sehingga engkau boleh dipakai lebih hebat daripada waktu-waktu yang lalu. Yohanes Pembaptis dipenuhi Roh Kudus tetapi hidupnya tidak lancar. Berapa lama ia melayani? Alkitab tidak mengatakan dengan jelas, mungkin tidak sampai satu tahun, lalu kepalanya dipenggal. Sejak dalam kandungan ia sudah dipenuhi Roh Kudus, tetapi mengalami kematian yang tragis. Kematian Yohanes adalah kehendak Tuhan. Apakah ini berarti Allah tidak Mahakuasa? Bukan. Mengapa Tuhan tidak menyelamatkan nyawanya? Tidak mendengar doanya? Ketika Yohanes mengutus orang datang kepada Yesus untuk bertanya, "Engkaukah Mesias atau kami harus menanti yang lain?" Tidak ada satu kegagalan yang lebih besar lagi daripada Yohanes yang mempertanyakan pertanyaan yang begitu mengerikan. Bukankah dia yang memberitakan Yesus? Bukankah dia yang memberikan pernyataan pada jamannya, "Inilah Kristus, Anak Domba Allah"? Tetapi pada waktu dalam kepicikan, imannya goncang. "Tuhan, Engkau melihat aku sebagai rekanMu yang masuk penjara tetapi mengapa tidak ditolong? Apakah Engkau tidak melihat air mata dan kesengsaraanku? Di mana kuasaMu sebagai Mesias? Dulu aku bersaksi mengenai Engkau adalah Anak Domba Allah tetapi ketika aku sakit Engkau membiarkan aku, waktu aku di penjara Engkau tidak datang menjenguk aku atau menegur Herodes." Teologi Yohanes menjadi goncang dan Kristologinya kabur. Tetapi Yesus tetap tidak menjenguk atau melepaskannya dari penjara.

Yesus tidak datang dan tidak merubah situasi tetapi mengatakan, "Barangsiapa yang tidak jatuh karena Aku berbahagialah dia." Bila engkau benar-benar saksiKu dan sekarang tidak melihat Aku menolongmu, engkau tetap tidak jatuh, maka berbahagialah engkau.
Tetapi jika engkau jatuh karena Aku, mengapa bisa jatuh karena Tuhan? Apakah Tuhan membiarkan dia mati terpelanting karena jatuh? Apakah Tuhan yang merencanakan kejatuhan dia? Yesus berkata, "Berbahagialah yang tidal jatuh karena Aku." Berarti ada kemungkinan kita jatuh karena Tuhan. Apa artinya kita jatuh karena Tuhan? Doa tidak dijawab, penyakit tidak di sembuhkan, anak yang paling dicintai, diambi Tuhan. Apa maksud Tuhan, begitu kejam?! Seseorang jatuh disebabkan ia mempunyai pengenalan yang salah terhadap Tuhan. Yesus, Kristus tidak pernah memberikan konsep-konsep yang mengacaukan pikiran kita tetapi Ia hanya, menjernihkan pikiran kita yang kacau, tidak akan mengacaukan pikiran-pikiran yang benar. Ia membawa kita kembali kepada Firman, bukan mau menyelewengkan kita untuk keluar dari prinsip-prinsip Alkitab.

Yesus menjawab Yohanes, "Engkau melihat orang buta celik, orang mati dibangkitkan, orang miskin mendengarkan Injil. Bila ini masih tidak cukup biarlah engkau jatuh karena Aku. Dan kalau ini sudah cukup, meskipun orang lain yang buta dicelikkan, yang lumpuh berjalan, yang mati bangkit, engkau tidak dibangkitkan dan tidak dikeluarkan dari penjara tetap engkau harus beriman bahwa Aku adalah Kristus." Yesus tidak melepaskan Yohanes tetapi menyuruh orang memberitahu bahwa ada orang lain yang sudah mendapat kesembuhan. Yesus tidak memberikan anugerah pada Yohanes tetapi Ia menyuruh orang memberitahu bahwa orang lain sudah mendapat anugerah. Bukankah ini siksaan batin, suatu pschycology pressure, diskriminasi yang tidak adil? Tetapi kedaulatan Allah yang terus ditekankan dalam Teologi Reformed harus kita mengerti. Bahwa Allah berhak menyembuhkan dia dan tidak menyembuhkan engkau sekarang, berhak memberi kebangkitan pada orang mati dan membiarkan engkau tetap dalam penjara dan dipenggal sampai mati, karena Dia adalah Allah. Karena Dia adalah Allah, jangan memaksa Dia untuk bekerja menurut perintahmu, itu berarti memperhamba Allah. Kalau Dia Allah biarlah Dia yang mendapat kemuliaan yang terbesar melalui segala sesuatu menurut kehendak Dia sendiri. Yohanes Pembaptis tidak dilepaskan dan akhirnya mati. Pada waktu ia mati apakah ia menyangkal? Tidak. Setelah dia mendengar jawaban dan mengerti, ia setia sampai mati.

Yohanes memberikan lima teladan yang indah.
Pertama, ia dipenuhi Roh Kudus. Menjadi pelita yang terpasang berarti harus mempunyai minyak. Sebelum ada listrik pelita adalah suatu benda yang bentuknya sebagai wadah minyak yang ada tutupnya, dan dipinggir diberi sumbu yang keluar dari mulut pelita untuk menyalurkan minyak itu ke atas lalu membakar jika ia adalah sumbu yang terpasang dan menyala karena ada minyak. Orang yang mau melayani Tuhan, yang benar-benar mau menyatakan terang, harus dipenuhi Roh Kudus. dipenuhi Roh Kudus berarti buah-buah Roh akan mengalir keluar. Kalau Roh memenuhi engkau Kristus akan diberitakan. Pada waktu Roh itu memenuhi engkau maka hidupmu dipenuhi kesucian, tidak menghitung untung rugi tetapi memikirkan kemuliaan Tuhan.

Kedua, ia menjadi pelita yang terpasang dan menyala karena ia melayani Tuhan dengan prinsip yang penting seumur hidup. Ini dinubuatkan pada waktu kelahirannya yaitu kesucian dan keadilan. Pelayanan yang suci tetapi tidak adil adalah pelayanan yang timpang. Pelayanan yang adil tetapi tidak suci adalah usaha membereskan segala sesuatu tapi pada dirinya tidak mempunyai sifat ilahi yang jelas, moral Allah. Hidup suci yaitu tidak berkompromi untuk menghadapi segala sesuatu yang tidak beres, dosa dan segala kecemaran dalam diri kita. Keadilan dan kesucian adalah dua pokok pelayanan. Kalau saya hidup tidak suci dan menghadapi orang dengan tidak adil saya tidak mungkin menjadi pemimpin. Hidup suci berarti takut akan Tuhan Allah dan benar-benar sesuai dengan kehendakNya, tidak dicemari oleh dosa sehingga ada kuasa. Keadilan membuat kita bisa menghadapi segala macam orang. Adakah senyummu hanya untuk orang-orang tertentu yang agak kaya, agak mewah, agak ada kedudukan? Tetapi selalu ada paras yang lain pada yang miskin? Adakah engkau mempunyai tanggapan yang berlainan dengan orang yang begitu dihargai dan dihormati di masyarakat dan selalu ada kekerasan terhadap mereka yang dipandang ringan di masyarakat?

Ketiga, Yohanes menjadi pelita yang terpasang dan bercahaya karena ia mempunyai keberanian, salah satu pusaka yang besar dalam pelayanan kita. Kalimat-kalimat yang seharusnya kamu katakan pada waktu dan tempat yang seharusnya, tetapi tidak dikatakan berarti kehilangan kesempatan. Berbicara pada tempat, waktu yang tepat barulah itu seorang hamba Tuhan. Berani berkata pada orang yang perlu dan saat yang perlu di tempat yang sudah Tuhan berikan bagimu berarti sejarah ditenun bersama dengan kebenaran. Jika pada saat itu engkau tidak lakukan yang seharusnya maka tenunan kebenaran dengan sejarah itu lepas. Yohanes adalah orang yang menulis dan menenun kalimat penting dalam sejarah melalui keberanian yang Tuhan berikan. Jikalau bukan Yohanes tidak ada orang yang berani menegor Herodes. Jika tidak ada Yohanes tidak ada orang yang memberi tahu siapakah Yesus. Jika bukan Yohanes tidak ada orang yang berani memberikan kritik kepada pemimpin agama yang tidak beres. Kronos telah dijadikan kairos oleh Yohanes. Karakter agung dari seorang hamba Tuhan sering terbentuk pada waktu ia harus berkata dan sesudah ia berkata. Bila prinsip ini diabaikan ia akan menjual diri sebagai anak sulung yang tidak lagi mempunyai kuasa. Martin Luther dipaksa untuk membongkar dan membakar semua buku yang pernah ditulisnya. Tetapi ia berkata, "Di sini saya berdiri di atas firman Tuhan. Kecuali kalian membuktikan apa yang saya katakan dalam buku saya tidak berdasarkan firman maka saya tidak akan menarik kembali semua buku yang saya tulis. Inilah momen yang menenun kebenaran bersama sejarah.

Keempat, kesaksiannya selalu ditujukan kepada Kristus. Ia tidak meninggikan diri, tidak meninggikan pengalaman, tetapi kesaksiannya ditujukan kepada Kristus. Alkitab berkata, "Ia diutus untuk bersaksi bagi kebenaran supaya orang bisa percaya." (Yohanes 1:6). Tidak satu kali pun mujizat dilakukan oleh Yohanes. Tetapi banyak orang menjadi percaya karena dia. Di sini prinsip Alkitab menyatakan bahwa iman tidak didasarkan pada suatu pengalaman mujizat. Iman harus didasarkan pada firman. Dari mana datang iman? Dari pendengaran. Dan pendengaran datang dari firman Allah. Inilah prinsip Alkitab yang tidak pernah berubah dan tidak pernah putus, dari alfa sampai omega. Tuhan Yesus melakukan mujizat tetapi tidak pernah berkata hanya melalui itu kamu beriman. Tuhan berkata iman berdasarkan firman. Jika kesaksian senantiasa berpusat pada Kristus maka ia bukan memakai keajaiban kuasa tetapi dengan keberanian menyaksikan Kristus, menegur dosa dan membongkar hati nurani manusia, supaya orang bertobat.

Kelima, ia adalah pelita yang bercahaya dan terpasang dengan syarat ia konsisten, terus membiarkan diri dibakar sampai habis. Lilin yang bercahaya, setiap detik dalam bercahaya, berarti setiap detik ia menghancurkan diri. Makin lama makin pendek. Bila ia tidak melelehkan diri, tidak menghancurkan diri, tidak mungkin bisa terus menerus bercahaya. Ketika Yesus berkata bahwa ia adalah pelita yang terpasang dan bercahaya berarti dia sedang mengorbankan diri. Matahari harus meledakkan bahan yang ada pada dirinya sendiri, setiap detik kira-kira enam puluh juta ton supaya matahari tetap bercahaya dan kita tetap mempunyai kehangatan seperti di atas bumi. Untuk satu detik enam puluh juta ton. Betapa besar bahan matahari untuk bertahan berpuluh-puluh ribu tahun sehingga dunia ini mempunyai sinar cahaya sedemikian. Sepanjang sejarah Kekristenari kalau orang Kristen mau bercahaya dan bila saksi-saksi mau terpasang dan bercahaya tidak ada jalan lain, yaitu rela berkorban diri bagi Kristus. Pengorbanan yang terus menerus menjamin terang itu terus menerus menyala, bercahaya. Maukah engkau terjun, berbagian dan melibatkan diri menjadi saksi Tuhan?

Saat Teduh




Setiap hari kita memiliki berbagai macam aktifitas. Bila diringkas, setiap hari mungkin kita bisa mengklasifikasikannya menjadi empat kegiatan, antara lain :
  1. SAKE (Saat Kerja)
    Saat di mana kita mulai mengerjakan sesuatu, misalnya kulaih, mengerjakan tugas, bekerja, dan lain-lain.
  2. SAIS (Saat Istirahat)
    Saat di mana kita beristirahat, misalnya tidur
  3. SAHI (Saat Hiburan)
    Saat di mana kita menenangkan pikiran kita lewat hiburan, misalnya jalan-jalan, nonton, rekreasi, dan lain-lain.
  4. SATE (Saat Teduh)
    Saat di mana kita berkomunikasi dengan Tuhan
Saat kita bangun tidur, manakah yang kita lakukan dahulu ? Apakah kita langsung bekerja ? Atau langsung mencari hiburan Atau langsung istirahat lagi ? Saudara-saudara perlu kita sadari bahwa yang harus kita dahulukan adalah saat teduh (sate), karena di saat itu kita mulai membangun roh kita untuk berkomunikasi dengan Bapa, sehingga kita beroleh kekuatan untuk melakukan berbagai aktifitas kita lainnya. 

Mengapa kita perlu Saat Teduh (Sate) ?
  1. Karena Firman itu adalah Allah
    Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
    (Yoh 1:1)
    Jika kita percaya kepada Allah, berarti kita juga harus percaya dengan FirmanNya, dan itu berarti juga kita pasti akan suka akan FirmanNya dan membaca Firman. Melalui Firman Tuhan kita dapat mengenal pribadi Yesus, apa gaya hidupNya, pekerjaan-pekerjaan yang dilakukanNya, dan lain-lain. Jika kita mengasihi Tuhan, kita pasti juga akan mengasihi FirmanNya dan jika kita ingin mengenal Tuhan, kita harus mengenalNya melalui FirmanNya.
  2. Karena Allah berbicara melalui Firman
    Di Kejadian 1, Allah menciptakan bumi dan langit melalui Firman. Dahulu para nabi mendengar suara Tuhan secara langsung, hanya orang-orang tertentu saja yang dapat mendengarkan suara Tuhan secara langsung. Namun, sekarang ada kabar baik, sebab kita bias dengar suara Tuhan lewat Alkitab. Mengapa banyak orang susah mendengarkan suara Tuhan ? Ternyata bukannya susah, tetapi karena orang tersebut jarang membaca Alkitab, sebab semua Firman Tuhan ada di dalam Alkitab dan Allah berbicara melalui Firman.
    Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada.
    (Maz 33:9)
  3. Karena Firman adalah makanan rohani kita
    Seperti tubuh membutuhkan makanan sebagai kekuatan, demikian juga roh kita memerlukan Firman Tuhan sebagai kekuatan dan pelita bagi hiudp kita serta meningkatkan iman kita. Jika kita tidak mengkonsumsi Firman sebagai makanan kita sehari-hari, maka kita akan mudah goyah ketika masalah datang, mudah putus asa, dan tidak berpengharapan.

Apa gunananya kita Saat Teduh (Sate) ?
 
Saat teduh bukanlah suatu rutinitas agama belaka. Sate adalah kebutuhan kita, karena ada banyak janji-janji Tuhan dalam Firman Tuhan. Bagaimana kita dapat mengetahui janji-janji Tuhan dalam hidup kita jika kita tidak membaca Firman Tuhan ? Justru melalui Firman Tuhan kita akan menjadi berhasil dan sukses (Maz 1:2-3), semakin bertambah hikmat dan pengetahuan (Ams 2:6; Yer 33:3), mengenal kebenaran (2 Tim 3:15-16), dan masih banyak lagi janji-janji Tuhan yang dapat kita terima lewat Firman Tuhan.
Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya
. (Yoh 15:7) 

Terobosan Baru dalam Saat Teduh

Apakah sampai saat ini kita masih setia dalam membaca, merenungkan, dan mempraktekkan Firman Tuhan dalam hidup kita ? Saat ini bagaimanakah perkembangan saat teduh kita? Apakah ada keantusiasan yang lebih dan kehausan akan Firman Tuhan? Ataukah saat ini kita sudah mulai jenuh dan menganggap saat teduh sebagai rutinitas belaka? Atau saat ini kita sudah tidak mempunyai kehausan lagi dalam membaca dan mempraktekkan Firman Tuhan?
Setiap kita pasti ingin mengalami terobosan yang baru dalam segala aspek dalam hidup kita, termasuk juga terobosan baru dalam saat teduh kita. Bagaimana cara mengalami terobosan baru dalam saat teduh kita?
  1. Punya hati yang rindu dan haus akan Firman Tuhan
    Jika kita tidak mempunyai kehausan dan kerinduan akan Firman Tuhan, kita tidak akan mengalami apa-apa dari saat teduh kita. Oleh karena itu, kita perlu mengubah cara pandang kita tentang Firman Tuhan.

    Firman Tuhan adalah makanan rohani kita. Tubuh jasmani kita memerlukan makanan, jika kita tidak makan, maka tubuh kita akan lemah, sekarat dan akhirnya mati. Sama juga seperti Firman Tuhan, jika kita tidak memakan Firman Tuhan secara teratur, maka tubuh rohani kita akan lemah, mudah stres, tidak punya pengharapan, dan juga kita akan kalah oleh dosa.

    Mat 4:4 -> Tetapi Yesus menjawab "Ada tertulis : Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah".

    Jadi, sekarang kta harus tahu bahwa sebenarnya Firman Tuhan adalah makanan yang menguatkan kita, kebutuhan kita, dan pengharapan kita. Di dalam Firman Tuhan terdapat banyak janji-janji Tuhan buat hidup kita.
  2. Sediakan waktu yang terbaik buat Tuhan untuk saat teduh
    Sediakanlah waktu yang terbaik dan bukan waktu sisa. Kapan waktu saat teduh? Tidak ada ketetapan, tetapi yang pasti adalah : awali setiap hari dengan Firman Tuhan.

    Jika kita melihat teladan Yesus di Mrk 1:35, maka waktu yang paling tepat untuk saat teduh adalah di pagi hari. Sediakanlah waktumu yang terbaik buat Tuhan.
  3. Baca Firman Tuhan dan catat
    Catatlah apa yang telah kita dapatkan dari Firman Tuhan yang sudah kita baca. Catat di mana? Catatlah di buku supaya kita bisa mempelajarinya kembali, catatlah di pikiran kita agar kita bisa mengingatnya lagi, dan catatlah di hati supaya kita punya hati yang mau diubahkan oleh Firman tersebut.
  4. Memperkatakan Firman Tuhan
    Yos 1:8 -> Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.
  5. Lakukan Firman Tuhan
    Ini adalah hal yang penting, karena Firman yang telah kita terima harus kita terapkan melalui perbuatan. Tanpa melakukannya, maka kita tidak akan mendapatkan perubahan dalam hidup kita. Di Mat 7:24-27 Yesus mengatakan orang yang mendengar Firman tetapi tidak melakukannaya akan goyah dan jatuh, sedangkan orang yang mendengar Firman dan melakukannnya akan kuat dan tidak goyah.
    Di Ul 2b:1-2 juga dikatakan bahwa orang yang memperhatikan dan melakukan Firman Tuhan akan diberkati dan memperoleh janji-jani Tuhan.
  6. Membagikan Firman Tuhan kepada sesama
    Hal ini juga sangat penting, karena melalui Firman yang kita bagikan kepada sesama, Firman tersebut juga akan menjadi berkat buat mereka, dan merekapun akan dikuatkan. Tuhan memberkati kita supaya kita menjadi berkat buat orang lain.
Selamat mengalami terobosan baru dalam saat teduh Anda.
GBU All..

Bolehkah Aku Memiliki Apa yang Kuinginkan ?




Apakah kita pernah terpikat untuk memiliki apa yang kita inginkan? Contohnya pekerjaan, pelayanan, pasangan, materi, atau bahkan keinginan berbuat dosa. Apakah sebelum kita memutuskan untuk mendapatkannya kita melaluinya
dengan proses/tahapan dahulu?

Mengapa dibutuhkan proses/tahapan? Karena tidak semua yang kita inginkan untuk kita miliki itu benar-benar baik dan berkenan dihadapan Tuhan. Namun, banyak orang lebih memilih langsung memilkinya/mendapatkannya tanpa memahami pentingnya proses/tahapan yang harus dilalui.

Proses/tahapan apa saja yang perlu kita lalui sebelum memutuskan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan?

1.      Proses Pengujian 1 Tes 5:21, Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.
Seberapa penting proses pengujian itu buat kita ?
o    Untuk mengetahui apakah itu adalah yang terbaik buat kita dan apakah itu berkenan dihadapan Tuhan.
o    Untuk memperlengkapi/mepersiapkan kita sebelum menerima apa yang akan kita terima.
Apa yang harus dipersiapkan? Karakter, sikap hati yang benar, kemampuan, motivasi yang benar, dll. Semua itu diperlukan agar setelah kita menerima apa yang kita inginkan, kita bisa menggunakannya dengan benar buat kemuliaan Tuhan dan memberkati orang lain.
Dengan apakah kita mengujinya ?
- Uji dengan Firman Tuhan
- Tanya keputusan Tuhan (Ams 16:9; Ams 16:2-3)
- Uji hati dan motivasi kita
- Meminta nasihat saudara-saudara seiman

Namun, banyak orang salah mengerti antara menguji dan mencobai. Jika kita sudah tahu bahwa apa yang kita inginkan itu adalah tidak baik dan salah, tetapi masih saja terus ingin mendapatkannya, maka hal itu disebut mencobai. Misalnya, kita sudah tahu bahwa melihat situs web yang berbau pornografi adalah dosa, tetapi kita terus mencobai untuk membukanya. Karena itu, segera tinggalkan keinginan kita jika apa yang kita inginkan itu sudah jelas-jelas salah dan dosa.
2.      Proses Penantian Pengkotbah 3:11, Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.

Proses ini diperlukan untuk menunggu waktu Tuhan karena hanya Tuhan yang tahu kapan waktu yang tepat untuk kita boleh mendapatkannya. Namun, banyak orang juga gagal dalam proses penantian ini karena ketidaksabarannya, sehingga mereka berusaha menggenapi sendiri apa yang mereka inginkan. Sesuatu yang belum saatnya kita dapatkan, tetapi kita memaksakan diri untuk mendapatkannya, maka sesuatu itu akan menghambat pertumbuhan dan kemaksimalan hidup kita. Karena itu, bersabarlah menunggu waktunya Tuhan, sebab Dia membuat segala sesuatu indah pada waktunya.

Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum waktunya. Pertumbuhannya bakal tidak sempurna, ada proses penting yang terlewatkan, dan butuh tenaga yang ekstra untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Demikian juga jadinya hidup kita jika kita berusaha mengingini dan mendapatkan sesuatu yang seharusnya belum saatnya kita dapatkan. Pasti pertumbuhan kualitas hidup kita bakal tidak sempurna, ada proses penting yang tidak akan kita alami dalam proses pembentukan hidup kita, dan kita akan mengalami kesulitan dalam memperjuangkan kehidupan kita untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itu, bersabarlah dan jangan tergesa-gesa untuk mendapatkan apa yang kita ingini. Tunggulah sampai proses pembentukannya menjadi sempurna.

3.      Proses Pengambilan Keputusan
Jika apa yang kita inginkan itu benar-benar yang terbaik buat kita, berkenan dihadapan Tuhan, dan sesuai dengan Firman Tuhan, maka hal itu akan diberikan kepada kita setelah melalui setiap proses/tahapan yang kita lakukan dengan benar dan setia.
Yohoanes 15:7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.

Namun, jika apa yang kita inginkan itu melanggar Firman Tuhan, maka kita harus segera menolak dan meninggalkan keinginan kita tersebut.

Kejadian 3:6-7 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya. Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.

Menolak sesuatu yang kita inginkan itu tidak mudah dan mustahil jika kita membiarkan apa yang kita inginkan itu terus-menerus memikat hati kita. Kita harus mengambil tindakan meninggalkannya sebab jika tidak, maka kita akan terpikat dan dibuat untuk berusaha memilikinya.

Marilah kita belajar lebih bijak untuk menguji segala sesuatu yang kita inginkan, belajar menunggu waktu Tuhan, dan mengambil keputusan yang sesuai dengan Firman Tuhan dan berkenan di hadapanNya, serta berani menolak dan meninggalkan keinginan kita, jika keinginan kita itu bertentangan dengan Firman Tuhan.









Bagaimana Sikap Kita Dalam Menyambut Kedatangan Tuhan


Lukas 2:8-20



Perikop ini berbicara bagaimana sikap kita menyambut kelahiran/kedatangan Tuhan kita Yesus  Kristus kedunia ini.  Para gembala yang sedang mengembalakan dombanya dipadang dikejutkan dengan kedatangan malaikat Tuhan yang membawa kabar tentang kelahiran Tuhan Yesus, alkitab mengatakan bahwa : “mereka ketakutan”. Sikap wajar yang ditunjukan oleh para gembala.

Didalam perikop ini selain Allah ingin memberitakan tentang kabar sukacita, Allahpun ingin mengajar bagaimana para gembala dan kita bersikap dalam menyambut kelahiran/kedatangan Tuhan Yesus kedunia ini. Disamping itu juga Allah menyediakan berkat-berkat-Nya.

Beberapa hal yang diungkap dari perikop ini dalam menyambut kelahiran/kedatangan-Nya, antara lain:
1.       Memuliakan Allah (ayat 14a)
Kemuliaan  bhs aslinya “doxa”, Kata ini menggambarkan memuliakan Tuhan itu mengenal pribadi, sifat dan karya Tuhan. Memuji dan memuliakan Tuhan tidak menunggu kalau telah menerima karya Tuhan, melainkan mengenal pribadi dan tahu sifatNya itu sudah cukup untuk dapat memuji dan memuliakan Tuhan.
Dari peristiwa ini kita dapat belajar, bahwa orang yang menghormati Tuhan itu akan memuji dan memuliakan Tuhan, tidak memandang bagaimana situasi dan kondisinya (Lukas 2:20; 24:53; 7:16;13:13; Mazmur 50:23; 1 Petrus 4:16)

2.       Menerima Damai Sejahtera (ayat 14b)
Damai sejahtera disini memakai kata ““eirene” memiliki arti: suatu kondisi yang bebas dari rasa takut dan memiliki ketenangan jiwa.
Damai  sejahtera di bumi, hanya dapat dialami dan dinikmati oleh orang yang hidup sungguh-sungguh di dalam Dia. Kita hidup damai karena, Allah telah menyatakan serta menyempurnakan damai sejahtera-Nya atas kita di dalam YESUS KRISTUS.
Beberapa hal penting yang dapat kita ketahui bertalian dengan hal Allah menyatakan “Damai Sejahtera-Nya” itu bagi kita yaitu:
a.       Didalam negeri (Imamat 26:6)
b.       Bagi yang mengenal Allah (2 Petrus 1:2)
c.        Bagi yang hatinya teguh (Yesaya 26:3; Filipi 4:9)
d.       Bagi yang berbuat baik (Roma 2:10)
e.        Bagi yang hidup dalam kebenaran (Yesaya 32:17;  
       Roma 5:1)
f.        Bagi utusan Kristus (Yohanes 20:21; 1Petrus 1:2)
g.        Bagi yang dipenuhkan Roh Kudus (Efesus 4:3)

Renungan:  :
YESUS datang ke dunia sebagai Raja Damai, dan hidup damai sejahtera dalam KRISTUS hanya dapat dinikmati oleh orang-orang percaya, bukan semua manusia di bumi ini. Damai sejahtera kita nikmati bukan karena tidak ada masalah, persoalan, dan kesukaran hidup, tetapi damai itu kita nikmati, karena Allah telah memberikan dan menjaminnya di dalam dan melalui KRISTUS.
(2 Tesalonika 3:16; Yohanes 14:27)

Memperoleh Berkat Melalui Penderitaan


Ayub 42:2



Kata-kata di atas keluar dari mulut Ayub setelah dia mengalami penderitaan yang begitu beratnya yaitu anak-anaknya meninggal, istrinya meninggalkan dia, teman-temannya mengucilkan dia dan penyakit kulit yang parah sekali serta kehilangan seluruh harta kekayaannya. Ayub sempat tidak menerima apa yang terjadi atas dirinya, karena dia mengetahui bahwa dia adalah orang yang benar-benar taat dan setia kepada Tuhan (Ayub 1:1).
Tetapi melalui penderitaan ini Tuhan mengajarkan hal yang sangat penting kepada Ayub. Kita akan melihat apa yang Ayub dapatkan melalui penderitaan yang dia alami:
1.     Mengenal Tuhan secara pribadi (Ayub 42:5)
Ayub mengakui bahwa selama ini dia belum sepenuhnya mengenal Tuhan secara pribadi. Penderitaan yang dia alami membuat matanya terbuka dan melihat kebesaran kuasa Tuhan.
Penderitaan seberat apapun yang kita alami sekarang juga merupakan seijin Tuhan supaya kita dapat mengenal Tuhan lebih dekat lagi. Mungkin kita telah jauh daripada Tuhan sehingga Tuhan mengijinkan masalah datang agar kita dapat berseru kepada namaNya dan mendekatkan diri kita kepada Dia.

2.     Mengetahui rencana Tuhan tidak ada yang gagal  (Ayub 42:2)
Masalah yang begitu berat yang dialami oleh Ayub tidak menghentikan rencana Tuhan atas dirinya, yaitu mencurahkan berkat atas dirinya dan menjadikan dirinya saksi bagi semua orang.
Apa yang telah Tuhan firmankan bagi kita tidak akan keluar dengan sia-sia, tetapi Tuhan akan menggenapi rencanaNya bagi hidup kita.  (Yesaya 55:11)
Penderitaan akan membuat iman kita semakin kuat sehingga kita dapat melihat bahwa tidak ada rencanaNya yang gagal. Kita akan melihat bahwa semua masalah maupun pencobaan yang kita alami merupakan jalan menuju tingkat iman yang lebih tinggi lagi dalam hubungan kita dengan Tuhan.

Tetap percaya kepada-Nya apapun yang sedang kita alami saat ini. Kuasa Tuhan terlalu besar dan tidak ada sesuatupun yang mustahil di muka bumi ini. Tetap pegang kepada FirmanNya dan berserah kepadaNya, maka Dia akan memberikan kita kekuatan dan memulihkan keadaan kita pada waktuNya. Haleluya!

Untuk Memiliki Hati Hamba harus Menjadi Manusia Baru


(2 Kor 5:17)


Mengapa banyak orang Kristen yang  stagnasi, mundur rohani, pengangguran rohani dan bahkan menjadi murtad? Padahal dia dulunya begitu rajin dan sungguh-sungguh rohaninya?

Kebanyakan ini semua berkaitan dengan bagaimana kelahiran barunya.
·         Kelahiran Baru adalah pondasi bangunan rohani yang menjamin kualitas iman seseorang. (Yud 1:20)
·         Mengerti hakekat Lahir Baru atau Menjadi Manusia Baru atau Ciptaan Baru atau dilahirkan dari air dan roh –>  adalah penting bagi perjalanan rohani setiap anak Tuhan. (Yoh 3:3)
·         Dengan mengerti maka kita dapat mengetahui:
  1. Apa yang sedang kita alami (cinta mula-mula)
  2. Bagaimana seharusnya menjadi orang Kristen yang sudah menjadi manusia baru.
  3. Apa yang tetap harus kita lakukan  sebagai kelanjutannya.
  4. Dan bagaimana kita memelihara dan membangunnya
Betapa dahsyatnya perkembangan pelayanan –> bila semua orang menjadi manusia baru yang optimal.

A. MANUSIA BARU
  1. Arti Ciptaan yang Baru.
           
·         Pengalaman yang diakibatkan karena Perjumpaan pribadi dengan Tuhan Yesus.
·         Pengalaman rohani yang unik –>  permulaan perubahan di dalam Kristus (Lahir Baru, Yoh 3:3).
·         Perubahan rohani yang radikal –>  yang Tuhan berikan kepada individu (Gal 1:23).
·         Perubahan dari kondisi kekalahan dan kematian rohani  –> kepada kekudusan dan kehidupan.
2.       Kelahiran Baru ini dikerjakan oleh Tuhan sendiri –> bekerjasama dengan manusia.
3.       Ciptaan baru itu pengalaman nyata yang harus dialami setiap orang yang mengaku anak Tuhan.

B. CIRI MANUSIA BARU
1.       Zakeus (Luk 19:8 )
·         Rindu untuk mentaati Firman Tuhan.
·         Rindu untuk menyenangkan orang lain.
2.       Andreas waktu dipanggil (Mark 1:16-19)
·         Memprioritaskan Tuhan diatas kesibukannya.sehingga Memberikan diri dan waktunya bagi Tuhan.
·         Tanggap akan suara Tuhan.
3.       Maria yang mengurapi kaki Yesus (Mat 26:6-13)
·         Rindu memberikan yang terbaik bagi Tuhan.
·         Rindu terlibat bagi pekerjaan Injil –> bandingkan dengan Perempuan Samaria (Yoh 4:25-29)

4.       Jemaat Mula-mula (Kis 2:41,42)
·         Rindu dan haus akan kebenaran yang lebih lagi –> Pengajaran.
·         Semangat untuk mengikuti persekutuan.
·         Senang dengan doa –> bersekutu dengan Tuhan.

C. MENGAPA KITA HARUS MEMPERTAHANKAN TABIAT MANUSIA BARU KITA
1.       Menjadi manusia baru ini ibarat Benih.
·         Mengalami Proses Pertumbuhan.
·         Harus dijaga, dirawat dan dipelihara pertumbuhannya.
2.       Ada kecenderungan untuk kembali menjadi manusia lama. (1 Kor 15:33)

·         Iblis tidak tinggal diam
·         Kita masih hidup dalam daging
·         Kita berhubungan dengan orang lain –> sehingga ada kecenderungan kembali menjadi manusia lama.

3.       Kita harus berperan aktif :

a.       Dengan tetap mendisiplin diri dengan mematikan dan mengenakan manusia baru.
Karena ada  dua kebenaran secara hukum dan kebenaran secara fakta Mengenai Manusia Lama dan Manusia Baru.
v  Mengenai Manusia Lama
Ø  Secara hukum –> manusia lama kita sudah mati. (Rom 6:6)
Ø  Secara fakta –> kita harus mematikan manusia lama kita. (Ef 4:21-22) 

v  Mengenai manusia baru
Ø  Secara hukum –> manusia lama kita sudah mati. (2 Kor 5:17)
Ø  Secara fakta –> kita tetap harus mengenakan manusia baru kita. (Ef 4:23-24)

b.       Hal-hal yang harus tetap kita lakukan. –> kita tetap harus mengenakan manusia baru kita.
·         Seperti Zakheus –> Terus taati Firman Tuhan
·         Seperti Andreas –> berikan diri untuk Tuhan (dalam Pelayanan) dan Prioritaskan Tuhan
·         Seperti Maria –> memberikan yang terbaik bagi Tuhan dan Terlibat dalam pekerjaan Injil..
·         Seperti Jemaat mula-mula –> Tekun dalam Pengajaran, Persekutuan, Doa dan Ibadah pribadi.
PENUTUP
  1. Manusia Baru itu bukan diperoleh saja, tapi harus diraih dan diperjuangkan.
  2. Merupakan bagian kita untuk  menjaga kehidupan manusia baru kita.
  3. Manusia baru itu akan terlihat dari buahnya dan akan berdampak bagi lingkungan.